Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Jumat, 14 Oktober 2016

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

0 komentar
Filsafat Ilmu Pengetahuan
          Keingintahuan seseorang mengenai suatu kebenaran menimbulkan adanya gagasan. Ketika gagasan diolah untuk menjelajah pemahaman yang lebih luas tetapi mendasar maka akan menghasilkan suatu ilmu yang disebut dengan filsafat. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan filsafat ditujukan untuk pengembangan dan inovasi pengertian baru yang dapat dijadikan landasan di dalam suatu masalah yang berhubungan. Dari hal tersebut memberi pandangan bahwa berbagai ilmu lahir dari filsafat, sehingga pengajaran mengenai filsafat sangat diperlukan.

1.1               
1.1              1.1       Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminologi.
1.        Arti secara Etimologi
Kata filsafat berasal dari kata bahasa Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani: Philosophia, yang terdiri atas dua kata yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan Sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut failasuf. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini oleh kaum sophist dan juga oleh Socrates (470-399 SM).
2.        Arti secara Terminologi
Arti terminologi yaitu istilah yang menggambarkan apa itu filsafat, di antaranya:
a.       Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
b.      Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c.       Al Farabi
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maupun bagaimana hakikat yang sebenarnya.
d.      Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
e.       Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan Tuhan, keabadian, dan kebebasan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Hakikat adalah suatu prinsip yang menyatakan sesuatu adalah sesuatu itu. Filsafat adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu. Jadi, filsafat membahas lapisan yang terakhir dari segala sesuatu. Ada beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof yaitu :
1.   Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2.        Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
3.       Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakana dan untuk mengatakan apa yang Anda lihat.
Dengan demikian filsafat adalah ilmu yang mencintai dan mencari kebijaksanaan, atau pengetahuan mengenai semua hal melalui sebaba-sebab terakhir yang didapati melalui penalaran atau akal budi.


1.1              1.2       Filsafat Modern
Kecendrungan ini disebut “fideisme”, ketaatan buta pada iman, kemudian muncul era “renaisans” yang berarti terlahir kembali. Pemikiran-pemikiran filosofi kuno yang selama ini disembunyikan dan dimonopoli oleh kalangan elit gereja, kembali dipelajari.
Kemunculan era renaisans, tidak terlepas dari sumbangan para filosof islam yang menerjemahkan pemikiran Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Terjemahan inilah yang di pelajari oleh filosof barat yang akhirnya melahirkan gerakan reformasi era renaisans. Renaisans diikiuti masa pencerahan menjadi titik tolak modernisme dimana ilmu pengetahuan, filsafat dan ideology berkembang pesat.
Rene Descartes, filosof Perancis berjasa merahabilitasi yang mengembalikan otonomi rasio. Diktatumnya berbunyi: “cogito era sum”yang berarti ”aku berpikir maka aku ada”  terkenal sampai sekarang. Rasio menjadi sumber satu-satunya ilmu pengetahuan, sementara kesan-kesan inderawi adalah ilusi yang dapat diatasi oleh rasio.

1.2              1.3       Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab : 'Alima, ya'lamu, ilman, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science (pengetahuan). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988), ilmu memiliki pengertian, yaitu: Ilmu adalah suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya. Banyak pengertian tentang filsafat ilmu yang telah dikemukakan oleh para filsuf, diantaranya:
 1.        Robert Ackermann
Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.
2.        Lewis White Beck
Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3.        Cornelius Benjamin
Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat ilmui yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
4.        May Brodbeck
Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafat ilmui, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
Suatu gambaran yang diperoleh dari uraian diatas bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya.


Sumber:

METODE PENILITIAN

0 komentar
Metode Penilitian
                Research (penilitian) adalah serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penilitian itu sendiri adalah bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi dari penilitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan dan memberikan alternatif untuk kemungkinan yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah.  Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum seperti halnya dalam penilitian dasar (basic research) dan juga sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penilitian terapan (applied research). Penilitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam bidang yang telah ada, dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistic.
            Penilitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap dipakai sebagai penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan untuk pengembangan model atau teori yang menunjukan semua variable terkait satu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemadaman hasil beberapa penilitian yang berkaitan.


1.1              Karateristik Peniliian
Penilitian (ilmiah) memiliki delapan karateristik utama, yaitu: ada tujuan, ada keseriusan, dapat diuji, dapat direpleksikan, mengandung presisi dan keyakinan, objektif, berlaku umum dan efisien.
1.        Ada Tujuan
Suatu penilitian dimaksudkan untuk dapat membantu pemecahan masalah. Penilitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Jika peniliti tidak memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan masalah. Hasil dari penilitian harus memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penilitian dan harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan, oleh karena itu penilitian memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang terjadi diantara variable atau gejala yang diteliti. Penilitian pun juga memiliki tujuan yang lebih dalam dari sekedar memperlihatkan perbedaan yang ada diantara kelompok kelompok subyek yang terlibat sebagai sampel.
2.        Ada Keseriusan

Keseriusan dalam penilitian berarti ada kehati-hatian, ketelitian, dan ada kepastian. Adanya dasar tori yang baik dan rancangan penilitian yang mantap sehingga keseriusan penilitian meningkat pula. Penilitian harus didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
1.        Dapat Diuji
Sebuah oenilitian sebaiknya menampilkan hipoteisis yang dapat diuji dengan menggunakan metode stokastik. Pengujian ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar penilitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
2.        Dapat Direpleksikan
Hasil suatu penilitian tercermin dari hasil hipotesis. Hasil uji hipotesis yang merupakan penemuan penilitian itu harus berkali-kali didukung dengan kejadian yang sama apabila penilitian itu dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
3.        Presisi dan Keyakinan
Penilitian social, ekonomi, dan manajemen jarang ditemukan kesimpulan yang pasti dasar yang dikumpulkan karena tidak mungkin memepelajari hal-hal yang bersifat keseluruhan (populasi) yang ada dalam masyarakat. Presisi menunjukan seberapa dekat peemuan itu terhadap realita. Presisi dengan kata lain mencerminkan derajat kepastian dari penemuan terhadap gejala yang dipelajari. Keyakinan (confidence) menunjukan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan. Semakin tepat dan meyakinkan sasaran penilitan akan semakin penyelidikan ilmiah yang dilakukan semakin berguna pula hasil penilitian itu.
4.        Berlaku Umum
Hasil penilitian yang berlaku umum untuk menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil penilitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Cakupan penerapa yang semakin luas dapat menimbulkan hasil penilitian itu akan semakin berguna penilitian tersebut bagi mereka yang menggunaknnya. Semakin berlaku umum akan semakin berguna penilitian tersebut.
1.        Objektif
Suatu penilitian harus bersifat objektif yang berarti harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional.
2.        Efisien
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya seringkali lebih disukai daripada kerangka penilitian yang kompleks dan menunjukan sejumlah variable yang sulit dikelolah. Efisensi dapat dicapai bila dapat membangun kerangka penilitian yang melibatkan sedikit variabel.

1.2              Tahap Penilitian
Suatu penilitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penilitian. Tujuh tahapan penilitian sebagai berikut:
1.        Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penilitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penilitian itu. Hal tersebut harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan kembali terhadap literature (literatur) termasuk penilitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan judul dan masalah penilitian bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan tern of reference (TOR).
2.         Pengkajian Secara Teliti Terhadap Rencana Penilitian
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Dalam tahap ini disajikan kembali latar belakang penilitian, permasalahan, tujuan penilitian, hipotesis serta metode atau prosedur analisis pengumpulan data. Tahap ini meliputi penentuan macam data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penilitian, tahap ini merupakan tahap penyusunan proyek penilitian.
3.        Pengambilan contoh (sampling)
Tahap ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu. Tahap ini peneliti harus secara teliti membuat definisi atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh terdiri dari             prosedur pemilihan unsur-unsur populasi dan prosedur menjadikan atau mengubah data dari hasil sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh populasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan contoh adalah bagaimana cara dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang dimiliki.

1.3              Jenis Penilitian
Penilitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut pandang. Menurut pendekatan analisisnya penilitian dibagi menjadi 2 macam yaitu (a) penilitian kuantitaif dan (b) penilitian kualitatif.
Penilitian dengan pndekatan kuantitaif menenkankan analisisinya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika. Metode kuantittif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variable yang diteliti dan penilitian ini merupakan penilitian sample besar.
Penilitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankananalisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktifserta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Kedalaman anaisisnya bisa dilihat dengan jenis penilitian, jenis penilitian terbagi atas (a) penilitian deskriptif (b) penilitian inferensial. Penilitian deskriptif merupakan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganailisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti. Penilitian inferensial melakuakan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Penilitian inferensial dapat berbicara mengenai besarnya peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
                                         
                                           Gambar 1.1 Proses Penilitian

Sumber:
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penilitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.

METODE PENILITIAN

0 komentar
Metode Penilitian
                Research (penilitian) adalah serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penilitian itu sendiri adalah bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi dari penilitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan dan memberikan alternatif untuk kemungkinan yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah.  Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum seperti halnya dalam penilitian dasar (basic research) dan juga sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penilitian terapan (applied research). Penilitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam bidang yang telah ada, dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistic.
            Penilitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap dipakai sebagai penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan untuk pengembangan model atau teori yang menunjukan semua variable terkait satu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemadaman hasil beberapa penilitian yang berkaitan.


1.1              Karateristik Peniliian
Penilitian (ilmiah) memiliki delapan karateristik utama, yaitu: ada tujuan, ada keseriusan, dapat diuji, dapat direpleksikan, mengandung presisi dan keyakinan, objektif, berlaku umum dan efisien.
1.        Ada Tujuan
Suatu penilitian dimaksudkan untuk dapat membantu pemecahan masalah. Penilitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Jika peniliti tidak memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan masalah. Hasil dari penilitian harus memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penilitian dan harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan, oleh karena itu penilitian memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang terjadi diantara variable atau gejala yang diteliti. Penilitian pun juga memiliki tujuan yang lebih dalam dari sekedar memperlihatkan perbedaan yang ada diantara kelompok kelompok subyek yang terlibat sebagai sampel.
2.        Ada Keseriusan

Keseriusan dalam penilitian berarti ada kehati-hatian, ketelitian, dan ada kepastian. Adanya dasar tori yang baik dan rancangan penilitian yang mantap sehingga keseriusan penilitian meningkat pula. Penilitian harus didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
1.        Dapat Diuji
Sebuah oenilitian sebaiknya menampilkan hipoteisis yang dapat diuji dengan menggunakan metode stokastik. Pengujian ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar penilitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
2.        Dapat Direpleksikan
Hasil suatu penilitian tercermin dari hasil hipotesis. Hasil uji hipotesis yang merupakan penemuan penilitian itu harus berkali-kali didukung dengan kejadian yang sama apabila penilitian itu dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
3.        Presisi dan Keyakinan
Penilitian social, ekonomi, dan manajemen jarang ditemukan kesimpulan yang pasti dasar yang dikumpulkan karena tidak mungkin memepelajari hal-hal yang bersifat keseluruhan (populasi) yang ada dalam masyarakat. Presisi menunjukan seberapa dekat peemuan itu terhadap realita. Presisi dengan kata lain mencerminkan derajat kepastian dari penemuan terhadap gejala yang dipelajari. Keyakinan (confidence) menunjukan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan. Semakin tepat dan meyakinkan sasaran penilitan akan semakin penyelidikan ilmiah yang dilakukan semakin berguna pula hasil penilitian itu.
4.        Berlaku Umum
Hasil penilitian yang berlaku umum untuk menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil penilitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Cakupan penerapa yang semakin luas dapat menimbulkan hasil penilitian itu akan semakin berguna penilitian tersebut bagi mereka yang menggunaknnya. Semakin berlaku umum akan semakin berguna penilitian tersebut.
1.        Objektif
Suatu penilitian harus bersifat objektif yang berarti harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional.
2.        Efisien
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya seringkali lebih disukai daripada kerangka penilitian yang kompleks dan menunjukan sejumlah variable yang sulit dikelolah. Efisensi dapat dicapai bila dapat membangun kerangka penilitian yang melibatkan sedikit variabel.

1.2              Tahap Penilitian
Suatu penilitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penilitian. Tujuh tahapan penilitian sebagai berikut:
1.        Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penilitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penilitian itu. Hal tersebut harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan kembali terhadap literature (literatur) termasuk penilitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan judul dan masalah penilitian bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan tern of reference (TOR).
2.         Pengkajian Secara Teliti Terhadap Rencana Penilitian
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Dalam tahap ini disajikan kembali latar belakang penilitian, permasalahan, tujuan penilitian, hipotesis serta metode atau prosedur analisis pengumpulan data. Tahap ini meliputi penentuan macam data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penilitian, tahap ini merupakan tahap penyusunan proyek penilitian.
3.        Pengambilan contoh (sampling)
Tahap ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu. Tahap ini peneliti harus secara teliti membuat definisi atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh terdiri dari             prosedur pemilihan unsur-unsur populasi dan prosedur menjadikan atau mengubah data dari hasil sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh populasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan contoh adalah bagaimana cara dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang dimiliki.

1.3              Jenis Penilitian
Penilitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut pandang. Menurut pendekatan analisisnya penilitian dibagi menjadi 2 macam yaitu (a) penilitian kuantitaif dan (b) penilitian kualitatif.
Penilitian dengan pndekatan kuantitaif menenkankan analisisinya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika. Metode kuantittif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variable yang diteliti dan penilitian ini merupakan penilitian sample besar.
Penilitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankananalisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktifserta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Kedalaman anaisisnya bisa dilihat dengan jenis penilitian, jenis penilitian terbagi atas (a) penilitian deskriptif (b) penilitian inferensial. Penilitian deskriptif merupakan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganailisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti. Penilitian inferensial melakuakan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Penilitian inferensial dapat berbicara mengenai besarnya peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
                                         
                                           Gambar 1.1 Proses Penilitian

Sumber:
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penilitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.