Metode Pengumpulan Data
Data
secara Etimologis merupakan bentuk jamak dari DATUM yang berasal dari Bahasa Latin dan
berarti "Sesuatu Yang Diberikan". Dalam pengertian sehari-hari
DATA dapat berarti Fakta dari suatu objek yang diamati, yang dapat berupa angka-angka
maupun kata-kata. Sedangkan jika dipandang dari sisi Statistika, maka DATA
merupakan Fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan.
(Siswandari, 2009).
DATA merupakan Kumpulan fakta yang
diperoleh dari suatu pengukuran. Suatu pengambilan keputusan yang baik
merupakan hasil dari penarikan kesimpulan yang didasarkan pada Data/Fakta yang
akurat. Untuk mendapatkan Data yang akurat diperlukan suatu Alat Ukur atau yang
disebut Instrumen yang baik. Alat Ukur atau Instrumen yang baik adalah Alat
Ukur/Instrumen yang VALID dan RELIABEL. (Amin, dkk., 2009).
Selanjutnya, agar DATA dapat
dianalisis dan ditafsirkan dengan Baik, maka harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1.
Obyektif
Data yang diperoleh
dari lapangan/hasil pengukuran, harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya.
2.
Relevan
Dalam mengumpulkan dan
menampilkan Data harus sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau
diteliti.
3.
Up
To Date (Sesuai Perkembangan)
Data tidak boleh usang atau
ketinggalan jaman, karena itu harus selalu menyesuaikan perkembangan.
4.
Representatif
Data harus diperoleh
dari sumber yang tepat dan dapat menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili
suatu kelompok tertentu atau populasi.
Menurut
jenisnya, data secara umum dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1.
Data
KUANTITATIF
Yaitu Data yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka atau jumlah dan dapat diukur besar kecilnya serta bersifat
obyektif sehingga dapat ditafsirkan sama oleh orang lain.
Contoh : harga Buku Rp. 45.000, ;
berat badan ; tinggi badan ; suhu tubuh, dsb.
2.
Data
KUALITATIF
Yaitu Data yang berhubungan
dengan kategorisasi atau karakteristik dalam bentuk Sifat (Bukan Angka) yang
tidak dapat diukur besar kecilnya.
Contoh : Jenis kelamin, Bahasa,
Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, dsb.
I.
Metode
Survei Sebagai Pengumpulan Data Primer
Data sangat dibutuhkan untuk melakukan suatu
analisis. Sumber data didapat dari instansi lain (dengan wawancara/survey)
maupun dari penyebaran kuesioner kepada sekelompok masyarakat untuk mendapatkan
data eksternal dan bersifat data primer. Cara ini dilakukan dengan mengikuti
kaidah statistika.
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seorang responden dengan cara bercakap-cakap secara
tatap muka (Prabowo, 1996).
Proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum
wawancara, interview dilengkapi
pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus
diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk
pertanyaan yang eksplisit (Patton dalam Poerwandi, 1998)
Pada penilitian dalam wawancara akan dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengingatkan interviewer mengenai
aspek-aspek apa yang harus dibahas serta menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relavan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviewer harus memikirkan bagaimana
pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya,
sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam Poerwandi, 1998).
Kekuatan metode wawancara terdiri dari 3 hal
(Kerlinger dalam Hasan, 2000):
1.
Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek
terhadap pertanyaan yang diajukan.
2.
Fleksibel, pelaksanaanya dapat
disesuaikan dengan masing-masing individu.
3.
Menjadi satu-satunya hal yang dapat
dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Kelemahan dari kekuatan metode wawancara
(Yin, 2003):
1.
Rentan terhadap bias yang ditimbulkan
oleh konstruksi pertanyaan yang penyusunya kurang baik.
2.
Rentan terhadap bias yang ditimbulkan
oleh respon yang kurang sesuai.
3.
Probling
yang
kurang baik menyebabkan hasil penilitian menjadi kurang akurat.
4.
Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban
yang ingin didengar oleh interviewer.
II. Pengamatan
Pengumpulan Data Primer
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung objek (elemen) yang diteliti tanpa mengajukan
pertanyaan.
Keuntungan Pengamatan (observasi):
1.
Dapat dicatat hal-hal
perilaku,pertumbuhan, respon, terhadap suatu perlakuan tertentu.
2.
Dapat memperoleh data dari objek yang
diteliti tanpa melakukan komunikasi verbal.
Kelemahan Pengamatan (observasi):
1.
Memerlukan waktu menunggu yang lama.
2.
Pengamatan terhadap suatu fenomena yang
lama tidak dapat dilakukan secara langsung.
3.
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak
mungkin diperoleh datanya melalui pengamatan karena dianggap tabu, sangat
rahasia dan lain-lain.
Observasi adalah Pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang
tampak dalam suatu gejala dalam objek penilitian (Nawawi dan Martini, 1991).
Dalam Penilitian observasi dibutuhkan untuk dapat
memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasinya yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek,
perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peniliti dan hal-hal
yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil
wawancara.
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam
kejadian yang diamati tersebut (Patton dalam Poerwandi, 1998).
Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan
dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Hasil observasi
menjadi data penting (Patton dalam Poerwandi, 1998):
1. Peniliti
akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang akan diteliti
atau akan terjadi.
2. Obsevasi
memungkinkan peniliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada pembuktian dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
3. Observasi
memungkinkan peniliti melihat hal-hal oleh subjek penilitian sendiri kurang
disadari.
4. Obserasi
memungkinkan peniliti memperoleh data tentang hal-hal berbagai sebab yang tidak
diungkapkan oleh subjek penilitian secara terbuka dalam wawancara.
5. Observasi
memungkinkan peniliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penilitian
yang dilakukan.
Jenis-jenis Observasi:
1.
Berdasrkan Pengumpulan Data:
a. Observasi
Partisipan ( Partisipant Observation)
peniliti terlibat langsung dalam aktivitas yang diamati.
b. Observasi
Non Partisipant (Non Participant
Observation) peniliti tidak terlibat dalam aktivitas orang-orang yang
sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independent.
2.
Berdasarkan Instrumen yang Digunakan:
a. Observasi
Terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa
yang diamati dan berdasarkan tempatnya.
b. Observasi
Tidak Terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi.
III. Contoh
Penerapan Metode Survei Sebagai Metode Pengumpulan Data Primer
Survey data pengumpulan
data primer dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah survey opini lembaga yang
terkait dengan Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang Daerah (BKPRD). Tujuan dari
metode survey ini pada dasarnya meliputi:
1.
Menjaring, memonitor, mengetahui, dan
mengugkapkan gambaran tentang sikap dan aspirasi lembaga atau publik terhadap
perkembangan permasalahan dan isu-isu organisasi yang berkaitan dengan masalah
penataan ruang di daerah.
2.
Menyalurkan ataupun memilah presepsi,
sikap dan harapan responden tentang suatu isu baik mengenai kelembagaan maupun
masalah penataan ruang.
3.
Menyebarkan informasi tentang sikapdan
aspirasi lembaga atau public tentang isu-isu permasalahan tata ruang dan
kelembagaan ke berbagai kalangan masyarakat yang dipandang memiliki peran dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar