Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Jumat, 14 Oktober 2016

METODE PENILITIAN

0 komentar
Metode Penilitian
                Research (penilitian) adalah serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penilitian itu sendiri adalah bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi dari penilitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan dan memberikan alternatif untuk kemungkinan yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah.  Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum seperti halnya dalam penilitian dasar (basic research) dan juga sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penilitian terapan (applied research). Penilitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam bidang yang telah ada, dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistic.
            Penilitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap dipakai sebagai penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan untuk pengembangan model atau teori yang menunjukan semua variable terkait satu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemadaman hasil beberapa penilitian yang berkaitan.


1.1              Karateristik Peniliian
Penilitian (ilmiah) memiliki delapan karateristik utama, yaitu: ada tujuan, ada keseriusan, dapat diuji, dapat direpleksikan, mengandung presisi dan keyakinan, objektif, berlaku umum dan efisien.
1.        Ada Tujuan
Suatu penilitian dimaksudkan untuk dapat membantu pemecahan masalah. Penilitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Jika peniliti tidak memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan masalah. Hasil dari penilitian harus memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penilitian dan harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan, oleh karena itu penilitian memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang terjadi diantara variable atau gejala yang diteliti. Penilitian pun juga memiliki tujuan yang lebih dalam dari sekedar memperlihatkan perbedaan yang ada diantara kelompok kelompok subyek yang terlibat sebagai sampel.
2.        Ada Keseriusan

Keseriusan dalam penilitian berarti ada kehati-hatian, ketelitian, dan ada kepastian. Adanya dasar tori yang baik dan rancangan penilitian yang mantap sehingga keseriusan penilitian meningkat pula. Penilitian harus didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
1.        Dapat Diuji
Sebuah oenilitian sebaiknya menampilkan hipoteisis yang dapat diuji dengan menggunakan metode stokastik. Pengujian ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar penilitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
2.        Dapat Direpleksikan
Hasil suatu penilitian tercermin dari hasil hipotesis. Hasil uji hipotesis yang merupakan penemuan penilitian itu harus berkali-kali didukung dengan kejadian yang sama apabila penilitian itu dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
3.        Presisi dan Keyakinan
Penilitian social, ekonomi, dan manajemen jarang ditemukan kesimpulan yang pasti dasar yang dikumpulkan karena tidak mungkin memepelajari hal-hal yang bersifat keseluruhan (populasi) yang ada dalam masyarakat. Presisi menunjukan seberapa dekat peemuan itu terhadap realita. Presisi dengan kata lain mencerminkan derajat kepastian dari penemuan terhadap gejala yang dipelajari. Keyakinan (confidence) menunjukan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan. Semakin tepat dan meyakinkan sasaran penilitan akan semakin penyelidikan ilmiah yang dilakukan semakin berguna pula hasil penilitian itu.
4.        Berlaku Umum
Hasil penilitian yang berlaku umum untuk menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil penilitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Cakupan penerapa yang semakin luas dapat menimbulkan hasil penilitian itu akan semakin berguna penilitian tersebut bagi mereka yang menggunaknnya. Semakin berlaku umum akan semakin berguna penilitian tersebut.
1.        Objektif
Suatu penilitian harus bersifat objektif yang berarti harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional.
2.        Efisien
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya seringkali lebih disukai daripada kerangka penilitian yang kompleks dan menunjukan sejumlah variable yang sulit dikelolah. Efisensi dapat dicapai bila dapat membangun kerangka penilitian yang melibatkan sedikit variabel.

1.2              Tahap Penilitian
Suatu penilitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penilitian. Tujuh tahapan penilitian sebagai berikut:
1.        Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penilitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penilitian itu. Hal tersebut harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan kembali terhadap literature (literatur) termasuk penilitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan judul dan masalah penilitian bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan tern of reference (TOR).
2.         Pengkajian Secara Teliti Terhadap Rencana Penilitian
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Dalam tahap ini disajikan kembali latar belakang penilitian, permasalahan, tujuan penilitian, hipotesis serta metode atau prosedur analisis pengumpulan data. Tahap ini meliputi penentuan macam data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penilitian, tahap ini merupakan tahap penyusunan proyek penilitian.
3.        Pengambilan contoh (sampling)
Tahap ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu. Tahap ini peneliti harus secara teliti membuat definisi atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh terdiri dari             prosedur pemilihan unsur-unsur populasi dan prosedur menjadikan atau mengubah data dari hasil sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh populasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan contoh adalah bagaimana cara dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang dimiliki.

1.3              Jenis Penilitian
Penilitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut pandang. Menurut pendekatan analisisnya penilitian dibagi menjadi 2 macam yaitu (a) penilitian kuantitaif dan (b) penilitian kualitatif.
Penilitian dengan pndekatan kuantitaif menenkankan analisisinya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika. Metode kuantittif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variable yang diteliti dan penilitian ini merupakan penilitian sample besar.
Penilitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankananalisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktifserta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Kedalaman anaisisnya bisa dilihat dengan jenis penilitian, jenis penilitian terbagi atas (a) penilitian deskriptif (b) penilitian inferensial. Penilitian deskriptif merupakan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganailisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti. Penilitian inferensial melakuakan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Penilitian inferensial dapat berbicara mengenai besarnya peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
                                         
                                           Gambar 1.1 Proses Penilitian

Sumber:
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penilitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.

0 komentar:

Posting Komentar