Metode
Penilitian
Research (penilitian) adalah serangkaian kegiatan ilmiah
dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penilitian itu sendiri adalah
bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi dari penilitian adalah mencarikan
penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan dan memberikan alternatif untuk
kemungkinan yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan
itu dapat bersifat abstrak dan umum seperti halnya dalam penilitian dasar (basic research) dan juga sangat konkret
dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penilitian terapan (applied research). Penilitian
verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam bidang
yang telah ada, dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan
perhitungan-perhitungan statistic.
Penilitian
dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap dipakai sebagai
penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan untuk pengembangan model
atau teori yang menunjukan semua variable terkait satu situasi dan berhipotesis
mengenai hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Tidak jarang pemecahan
permasalahan baru dapat dicapai lewat pemadaman hasil beberapa penilitian yang
berkaitan.
1.1
Karateristik Peniliian
Penilitian
(ilmiah) memiliki delapan karateristik utama, yaitu: ada tujuan, ada
keseriusan, dapat diuji, dapat direpleksikan, mengandung presisi dan keyakinan,
objektif, berlaku umum dan efisien.
1.
Ada Tujuan
Suatu penilitian
dimaksudkan untuk dapat membantu pemecahan masalah. Penilitian harus mempunyai
tujuan yang jelas. Jika peniliti tidak memberikan jawaban langsung terhadap
permasalahan akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam usaha
pemecahan masalah. Hasil dari penilitian harus memberikan penjelasan akan
fenomena yang menjadi pertanyaan penilitian dan harus dapat melandasi keputusan
serta tindakan pemecahan permasalahan, oleh karena itu penilitian memiliki
tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang terjadi diantara variable atau gejala yang diteliti. Penilitian
pun juga memiliki tujuan yang lebih dalam dari sekedar memperlihatkan perbedaan
yang ada diantara kelompok kelompok subyek yang terlibat sebagai sampel.
2.
Ada Keseriusan
Keseriusan dalam penilitian berarti
ada kehati-hatian, ketelitian, dan ada kepastian. Adanya dasar tori yang baik
dan rancangan penilitian yang mantap sehingga keseriusan penilitian meningkat
pula. Penilitian harus didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih
dengan metode yang benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
1.
Dapat Diuji
Sebuah oenilitian
sebaiknya menampilkan hipoteisis yang dapat diuji dengan menggunakan metode
stokastik. Pengujian ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman lembaga lain dan
juga atas dasar penilitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis dapat ditemukan
apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
2.
Dapat Direpleksikan
Hasil suatu penilitian
tercermin dari hasil hipotesis. Hasil uji hipotesis yang merupakan penemuan
penilitian itu harus berkali-kali didukung dengan kejadian yang sama apabila
penilitian itu dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
3.
Presisi dan Keyakinan
Penilitian social, ekonomi, dan manajemen jarang
ditemukan kesimpulan yang pasti dasar yang dikumpulkan karena tidak mungkin
memepelajari hal-hal yang bersifat keseluruhan (populasi) yang ada dalam
masyarakat. Presisi menunjukan seberapa dekat peemuan itu terhadap realita.
Presisi dengan kata lain mencerminkan derajat kepastian dari penemuan terhadap
gejala yang dipelajari. Keyakinan (confidence)
menunjukan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang dilakukan. Semakin tepat
dan meyakinkan sasaran penilitan akan semakin penyelidikan ilmiah yang
dilakukan semakin berguna pula hasil penilitian itu.
4.
Berlaku Umum
Hasil penilitian yang berlaku umum
untuk menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil penilitian itu diterapkan
dalam berbagai keadaan. Cakupan penerapa yang semakin luas dapat menimbulkan
hasil penilitian itu akan semakin berguna penilitian tersebut bagi mereka yang
menggunaknnya. Semakin berlaku umum akan semakin berguna penilitian tersebut.
1.
Objektif
Suatu penilitian harus
bersifat objektif yang berarti harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari
data aktual dan bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional.
2.
Efisien
Kesederhanaan dalam
menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya
seringkali lebih disukai daripada kerangka penilitian yang kompleks dan
menunjukan sejumlah variable yang sulit dikelolah. Efisensi dapat dicapai bila
dapat membangun kerangka penilitian yang melibatkan sedikit variabel.
1.2 Tahap
Penilitian
Suatu
penilitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang satu sama lain saling
bergantung dan berhubungan. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang
peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap
penilitian. Tujuh tahapan penilitian sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Perencanaan meliputi
penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penilitian dan merencanakan
strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penilitian itu. Hal
tersebut harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan
hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan
kembali terhadap literature
(literatur) termasuk penilitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan
dengan judul dan masalah penilitian bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap
penyusunan tern of reference (TOR).
2.
Pengkajian Secara Teliti Terhadap Rencana
Penilitian
Tahap ini merupakan
pengembangan dari tahap perencanaan. Dalam tahap ini disajikan kembali latar
belakang penilitian, permasalahan, tujuan penilitian, hipotesis serta metode
atau prosedur analisis pengumpulan data. Tahap ini meliputi penentuan macam
data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penilitian, tahap ini
merupakan tahap penyusunan proyek penilitian.
3.
Pengambilan contoh (sampling)
Tahap ini adalah proses pemilihan
sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh
populasi itu. Tahap ini peneliti harus secara teliti membuat definisi atau
rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh terdiri
dari prosedur pemilihan
unsur-unsur populasi dan prosedur menjadikan atau mengubah data dari hasil
sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh populasi. Tantangan yang harus
dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan contoh adalah bagaimana cara
dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang dimiliki.
1.3 Jenis
Penilitian
Penilitian
dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut pandang. Menurut
pendekatan analisisnya penilitian dibagi menjadi 2 macam yaitu (a) penilitian
kuantitaif dan (b) penilitian kualitatif.
Penilitian
dengan pndekatan kuantitaif menenkankan analisisinya pada data-data numeric
(angka) yang diolah dengan metode statistika. Metode kuantittif akan diperoleh
signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variable yang
diteliti dan penilitian ini merupakan penilitian sample besar.
Penilitian
dengan pendekatan kualitatif lebih menekankananalisisnya pada proses
penyimpulan deduktif dan induktifserta analisis terhadap dinamika hubungan
antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Kedalaman
anaisisnya bisa dilihat dengan jenis penilitian, jenis penilitian terbagi atas
(a) penilitian deskriptif (b) penilitian inferensial. Penilitian deskriptif
merupakan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganailisis dan
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami
dan disimpulkan. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
yang benar mengenai subyek yang diteliti. Penilitian inferensial melakuakan
analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Penilitian
inferensial dapat berbicara mengenai besarnya peluang kesalahan dalam
pengambilan kesimpulan.
Gambar 1.1 Proses Penilitian
Sumber:
Hasan,
M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penilitian dan Aplikasinya, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2002.
0 komentar:
Posting Komentar